P. Cornelius Omtzigt lahir di Nes pada 6 Januari 1827. Dia mendapat tahbisan imam pada tanggal 15 September 1855. Sebagai imam muda, ia ditugaskan ke misi Hindia Belanda. Dari tahun 1869 sampai tahun 1873 dia ditugaskan di Larantuka. Disana bersama dengan P. Metz dia meningkatkan taraf kehidupan umat dengan mengajarkan pertanian yang baik dan benar. Bahkan usaha untuk memperbaharui taraf kehidupan umat dengan pertanian itu sangat diperhatikan oleh Mgr. Clasesens yang datang untuk memberikan sakramen penguatan. Setelah kunjunganya yang kedua, Mgr. Claessens meminta pada pusat pertanian Bogor untuk mengirimkan benih kopi, pala, lada dan coklat dengan gratis ke Flores. Dikirmlah bibit bibit tersebut yang menjadi cikal bakal perkebunan kopi dan coklat di Larantuka dan seluruh daerah flores Timur dan Tengah sampai hari ini.
Riwayat Penugasan
Pastor Paroki Surabaya | Surabaya | 1867-1868 |
Pastor Paroki Larantuka (Tengah, Wureh, Solor, Lomblen) | Flores | 1868-1873 |
Pastor Paroki Maumere (Kotting, Lela, Nita) | Flores | 1876-1874 |
Sebagai diketahui bahwa derah semit antara Flores tengah dan Flores timur mempunyai umat katolik tiga kali lebh bnayak daripada daerah Larantuka. Daerah inipun tidak dilupakan perkembangnanya. Daerah Maumere-Sika ini sudah sejak thaun 1868 dikunjungi oleh P. Omtzigt, yang kemudian menjadi pastor tetapnya yang pertama. Pada tahun 1873 berkat jerih payahnya sebuah buku dalam bahasa Sika, berupa buku pelajaran agama dan bacaan sekloah sekaligus, telahb erhasil diterbitkannya. Buku pertama dalam bahasa itu yang oernah di cetak. Tetapi segera kesehatan pater itu rusak oleh keadaan iklim di sana. Baru berumur 47 tahun pater itu telah meninggal dunia setelah bekerja selama tujuh tahun, sampai thun 1874. Kelak di kemudian hari iklim Maumere yang berat ini, yang terkenal dengan rawa-rawa pantainya dan daerah gramanya, banyak meminta korban dari para misionaris. Banyak yang datang tahun 1875 harus meninggalkan daerah ini pada tahun yang sama menuju Larantuka, atau alsan kesehatan. Ia hanya bertahan enam bulan saja. Kemudian seorang lain yaitu P. Hubertus van Rijkevorsel, misionaris kelas wahid dan berhari depan yang bagus, datang kesana.7 Terpaksa P. Omzigt harus dilarikan ke Surabaya guna memulihkan kesehatannya. Untungnya pad awaku yang tepat ada kapal pemerintah yang singgah di Maumere dalam perjalannya ke Surabaya. Dokter tentara yang ikutserta dalam kapal tersebut memeriksa P. Omzigt dan kemudian menyatakan bahwa P. Omzigt harus segera dibawa ke Surabaya. Sayangnya sesampainya di Surabaya dia sudah terlalu lemah dan tak lama kemudian pada tanggal 23 Juli 1874 ia menghembuskan nafas terakhirnya.?