Museum opens only by Appointment.

62 024 831 5004

Dalam masa senjanya, ketika masih bertugas sebagai Pastor Rekan di Paroki St. Antonius, Muntilan, Romo Bagya dikenal oleh umat di sana sebagai seorang romo yang rajin berolah raga. Bahkan waktu itu, meski sudah sepuh, ia masih sanggup naik turun dengan baik ke lantai dua atau lantai satu  pastoran Muntilan.

Romo Joannes Subagya, S.J. adalah pastor kelahiran Semarang, 1 Juli 1938, dari pasangan (Alm) Bapak Constantius Mochamad dan (Alm) Ibu Veronica Roemiarsi Mochamad. Sehari setelah kelahirannya, ia menerima Sakramen Baptis di Paroki St. Yusuf, Gedangan. Pada usia sembilan tahun, ia menerima Sakramen Penguatan, juga di Gedangan.

Meski lahir di Semarang, Romo Bagya menghabiskan masa kecil dan masa sekolahnya di Magelang. Romo Bagya menempuh pendidikan dasar di Magelang (1945-1952) dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Seminari Menengah St. Petrus Kanisius, Mertoyudan (1952-1959).

Setamat pendidikan di seminari menengah, Bagya muda melamar SJ dan diterima. Ia mulai formasi sebagai anggota Jesuit pada 7 September 1959 di Novisiat St. Stanislaus Kostka, Girisonta. Dua tahun kemudian, 8 September 1961, ia mengucapkan kaul I dalam Serikat Jesus gi Girisonta dan diterima oleh Provinsial kala itu, Pater G. Kester, S.J. Selama setahun berikutnya, ia menjalani tahun Juniorat, juga di Novisiat St. Stanislaus. Seusai tahun Juniorat, Frater Bagya diutus untuk menjalani formasi Filsafat di Poona, India (1962-1965). Setelah itu, Frater Bagya menjalani perutusan Tahap Orientasi Kerasulan dengan studi Ilmu Pasti di IKIP Sanata Dharma (sekarang Universitas Sanata Dharma) selama empat tahun (1965-1969). Awal tahun selanjutnya (1970-1973), Frater Bagya menjalani formasi Teologi di Yogyakarta.

Ketika menjalani studi Filsafat di Poona, Frater Bagya menerima tahbisan Tonsura dan Rendah, yaitu pada Januari 1965. Tujuh tahun kemudian, 7 Desember 1972, ia ditahbiskan Subdiakon dan Diakon oleh Bapak Kardinal Darmayuwana, Pr. Pada 8 Desember 1972, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Bapak Kardinal Darmayuwana, Pr., di Yogyakarta.

Program formasi Tersiat dijalani oleh Romo Bagya di Girisonta selama enam bulan, dari Januari hingga Juli 1979, di bawah bimbingan Pater A. Soenarja, S.J. Kemudian pada 2 Februari 1981, Romo Bagya mengucapkan Kaul Akhir dalam Serikat dan diterima oleh P Suradibrata, S.J. dengan gradus profess empat kaul.

Semasa hidupnya, Rama Bagya sering ditugasi untuk terlibat dalam komisi dan yayasan yang dikelola Provinsi Indonesia Serikat Jesus. Ia menjadi anggota Komisi Pendidikan Provindo dalam dua periode, yaitu 1990-1993 dan 2001-2003. Setelah itu, ia ditunjuk menjadi Koordinator Komisi Pendidikan Provindo selama delapan tahun (1993-2001). Kemudian selama tiga tahun (1996-1999), Romo Bagya menjadi Anggota Komisi de Ministeriis Provindo. Sedangkan dalam yayasan-yayasan Provindo, Romo Bagya menjadi Ketua Yayasan de Britto selama tujuh tahun (1980-1987) dan pada periode berikutnya (1991-1997), ia kembali dipilih menjadi Ketua sekaligus Anggota Yayasan de Britto. Selama sembilan tahun berikutnya (1997-2006), ia menjadi Ketua Yayasan Loyola, Semarang. Dalam rentang tahun 1995-1999 dan 2005-2012, ia ditunjuk menjadi Anggota Yayasan Kanisius. Semua perutusan dalam komisi dan yayasan ini ia jalani dengan tekun dan tidak banyak mengeluh.  

Riwayat Tugas Romo Subagya

Dosen Fisika dan Matematika IKIP Sanata DharmaYogyakarta1974-1980
Dekan Program Studi Fisika IKIP Sanata Dharma Promotor CLC IKIP Sanata DharmaYogyakarta Yogyakarta1976-1980 1977-1980
Konsultor Rumah Kolese St. Robertus Bellarminus Superior Rumah Kolese Johanes de BrittoYogyakarta Yogyakarta1981-1990 1990-1997
Rektor Kolese St. Ignatius LoyolaSemarang1997-2006
Pastor Rekan Paroki St. AntoniusMuntilan2006-2015
Pendoa untuk Gereja dan SerikatGirisonta2015-wafatnya

Ekaristi Requiem dan Pemakaman

Misa Requiem dilakukan pada Sabtu, 14 November 2020 di Gereja St. Stanislaus Kostka, Girisonta, dan dilanjutkan dengan pemakaman di Pemakaman Taman Maria Ratu Damai, Girisonta.