Museum opens only by Appointment.

62 024 831 5004

Pater Kusters dilahirkan pada 6 Januari 1888. Ia masuk Novisiat Serikat Jesus ada 26 September 1912 dan ditahbiskan menjadi imam pada 10 Agustus 1922. Kemudian ia melanjutkan formasi tahap akhirnya dalam tersiat. Pada tahun 1924, ia mendapatkan tugas untuk menjalankan misi ke Hindia Belanda. Tempat pertama yang ia datangi ialah Muntilan untuk belajar bahasa.

Riwayat Penugasan

Belajar Bahasa Muntilan 1924-1925
Pastor Paroki Katedral Jakarta 1925-1928
Pastor Paroki Sukabumi Sukabumi 1928-1935
Cuti Belanda 1935-1936
Pastor Paroki Sukabumi Sukabumi 1936-1941
Pastor Paroki Matraman Jakarta 1941-1942
Internir – Kamp Adek / Penjara Cipinang Jakarta 1942-1944
Internir – Kamp Cikudapateu Bandung 1944-1945
Pastor Paroki Bidara Cina Jakarta 1945-1947
Pastor Paroki Matraman Jakarta 1947-1951
Pastor Paroki Bidara Cina Jakarta 1951-1952
Pastor Paroki Matraman Jakarta 1952-1954
Pastor Paroki Tangerang Tangerang 1954-1957
Istirahat – Residensi Jl. Ganeca 1 Bandung 1957-1961

Pater Marinus Kusters gemar menyelam dalam soal-soal yang sukar dan spekulatif. Untuk memahami masalah ia tidak segan-segan untuk mendalaminya dengan semangat berkobar-kobar hingga menemukan solusinya. Ia gemar berdebat tetapi tak pernah mendorongkan pendapatnya sendiri. Ia hanya mencari kebenaran dan bukan kemenengan sendiri.

Pater Kusters memiliki kesabaran yang tak tergoncangkan. Ia pernah menjabat sebagai Pastor Kepala dari 2 orang imam yang lebih tua dan memiliki beberapa kekurangan dikarenakan umurnya yang lanjut. Paster Kusters sangat sabar dalam bekerja sama dengan dua romo tersebut.

Pater Kusters sangat dicintai oleh anak-anak kecil. Ia berhasil mengumpulkan anak-anak kecil, mengajarinya dan memberinya ilmu mengenai kehidupan dan kristiani. Bahkan hingga orang tua yang menentang beliau tidak bisa berkata apapun.

Setelah sekian lama berkarya di daerah Jakarta dan Bandung, ia akhirnya dibebastugaskan dari segala karya pada 1 Februari 1957 dan bertempat tinggal di Residensi Jl. Ganeca 1, Bandung. Kemudian karena kondisi kesehatannya yang semakin menurun, ia meninggal pada 2 Februari 1961 dan dimakamkan di Bandung.