Pada tanggal 3 Mei 1954, Frater Paulus van Oorschot meninggal dengan saleh di Rumah Sakit di Jogjakarta. Lahir di Rijswijk pada tanggal 2 Mei 1930, menempuh pendidikan di Kolese St. Aloysius dan masuk Novisiat Ordo Jesuit pada tanggal 7 September 1948 di Mariƫndaal, Makam.
Pada musim panas tahun 1950 ia berangkat ke Jawa. Seorang misionaris yang menjanjikan: energik, cepat, dengan kebijaksanaan yang baik dan simpati yang cemerlang, penuh dedikasi dan kasih bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Secara musikal: kemanapun dia pergi, dia meletakkan semuanya dalam suasana yang meriah. Siapa pun yang mengenalnya akan mengatakan bahwa foto yang berdekatan sama sekali tidak mencerminkan siapa dirinya. Dia bergaul dengan baik dengan orang Jawa, bukan hanya karena idiom Jawanya yang asli, tetapi terutama karena senyumnya yang tak tertahankan.
Dia merasa kurang sehat selama seminggu terakhir. Dia bukan orang yang terlalu memperhatikannya. Namun, ketika diketahui oleh teman serumahnya, itu menjadi sangat serius melalui kombinasi keadaan yang tidak menguntungkan sehingga dia harus pergi ke rumah sakit dan di sana, terlepas dari semua upaya suntikan dan suntikan. Makanan buatan dan transfusi darah yang diusulkan, meninggal setelah 30 jam. Namun, tidak setelah saudara perempuannya dari Surabaya datang bersamanya. Pagi berikutnya di pemakaman, gereja penuh dengan orang. Mereka membawa tak kurang dari 15 karangan bunga. Di Muntilan ia dimakamkan bersama para perintis misi Jawa dan para martir Magelang dan Muntilan.
Apa yang ditulis oleh Santo Petrus Kanisius tentang Santo Stanislaus kepada Santo Fransiskus Borgias di Roma: kami mengharapkan hal-hal mulia darinya, orang juga berpikir dan berkata tentang Bruder Paul van Oorschot. Tuhan lebih suka mengorbankan kehidupannya yang muda dan menjanjikan. Semoga ini menjadi berkat bagi Anda misi Jawa.