Museum opens only by Appointment.

62 024 831 5004

Pater Engbers dilahirkan pada 9 Oktober 1859 dan masuk Novisiat Serikat Jesus pada 26 September 1878. Ia ditahbiskan menjadi imam pada 8 September 1888 dan mengucapkan kaul akhirnya pada 3 Februari 1890.

Pater Engbers meninggal ketika berumur 71 tahun, dimana ia mengahbiskan hampir 53 tahun di Serikat. Pater Engbers adalah orang yang dengan ketulusan dan kesederhanaan mampu memenangkan siapa pun yang memiliki keberuntungan untuk mendekati mereka. Dia sangat memahami perintah terbesar, kasih Allah, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Pater Engbers meninggal ketika berumur 71 tahun, dimana ia mengahbiskan hampir 53 tahun di Serikat. Pater Engbers adalah orang yang dengan ketulusan dan kesederhanaan mampu memenangkan siapa pun yang memiliki keberuntungan untuk mendekati mereka. Dia sangat memahami perintah terbesar, kasih Allah, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Karena pegangannya inilah dia berangkat ke Hindia (Indonesia) pada tahun 1889, sebagai seorang imam muda, dengan keceriaan yang begitu gembira, dan, di bawah ketaatan, menyembunyikan hidupnya dalam Kristus di Flores selama 30 tahun berturut-turut, untuk berkhotbah, mewartakan Injil kepada yang termiskin dari yang miskin.

Karena pegangannya inilah dia berangkat ke Hindia (Indonesia) pada tahun 1889, sebagai seorang imam muda, dengan keceriaan yang begitu gembira, dan, di bawah ketaatan, menyembunyikan hidupnya dalam Kristus di Flores selama 30 tahun berturut-turut, untuk berkhotbah, mewartakan Injil kepada yang termiskin dari yang miskin.

Dia selalu memberikan dirinya sepenuhnya kepada orang-orang Kristen kala itu. Dia tidak berkecil hati dengan kembalinya mereka ke dalam kebiasaan kafir. Kebiasaan yang keras dan semangat yang gembira membuatnya menanggung segala sesuatu, untuk membentuk Kristus di dalamnya. Dia mungkin benar mengatakannya setelah Rasul bangsa-bangsa lain “Siapa yang menderita di antara kamu, tetapi aku menderita bersamanya?”

Penyerahan Flores kepada Pater van Steil menyebabkan dia mengucapkan selamat tinggal pada misinya yang berharga. Dia kemudian datang ke Jawa, hanya untuk pertama kali dan tak lama kemudian cuti pergi ke Belanda. Dengan keberanian dia kembali ke Jawa pada tahun 1921, bekerja di antara orang Eropa.

Yogyakarta mengenalnya secara khusus sebagai pater yang saleh dan menawan yang bisa menjadi segalanya bagi semua orang. Ia berkarya di Gereja St. Antonius, Kotabaru. Seperti biasa, pembangunan gereja sangat dibutuhkan, tetapi dana misi kosong, sehingga harus mencari dana dari rumah ke rumah umat Katolik. Pater Engbers yang saat itu sudah berumur lebih dari 65 tahun dan memiliki penyakit mata, tidak segan-segan untuk ikut dalam penggalangan dana tersebut. Ia meninggal pada 7 Mei 1931 dan dimakamkan di Kerkof Muntilan.

Riwayat Penugasan

<>
Paroki Gedangan Semarang 1889-1890
Paroki Maumere Flores 1890-1893
Paroki Sikka Flores 1893-1919
Paroki Bogor Bogor 1919-1920
Istirahat Belanda 1920-1921
Paroki Kidulloji Yogyakarta 1921-1926
Paroki Kotabaru Yogyakarta 1926-1929
Paroki Kidulloji Yogyakarta 1929-1931