Museum opens only by Appointment.

62 024 831 5004

Pater Versteeg lahir di Belanda pada 27 Januari 1887. Ia masuk novisiat Serikat Jesus pada 26 September 1906. Seusai studi filsafat selesai, ia ditugaskan untuk menjalankan misi di Hindia Belanda. Ia mendarat di Indonesia pada tahun 1913 dan langsung belajar bahasa di muntilan.

Tahun orientasi kerasulan ia tempuh di Muntilan dalam bidang pendidikan. Kemudian ia kembali ke Belanda untuk menempuh pendidikan teologi di Maastricht. Pater Versteeg ditahbiskan menjadi imam pada 15 Agustus 1921 di Belanda. Seusai tahbisan dan menyelesaikan teologi, ia melanjutkan formasi tahap akhir Jesuit dalam tersiat di Belgia.

Setelah selesai tersiat, dia kembali ke Indonesia dan berkarya dalam bidang pendidikan, dalam reksa pastoral, sebagai Prefek dan Penjabat Presiden Seminari Menengah di Yogyakarta (1926), sebagai Rektor Novisiat - dan Rumah Retret Giri Sonta (1936-1938), kemudian sebagai Rektor Perguruan Tinggi Filsafat di Yogyakarta.

Ia selalu menjadi pelayan yang baik dan setia yang, seperti seorang pedagang, tahu bagaimana memanfaatkan kesempatannya untuk berbuat baik. Banyak yang akan mengingat kembali dengan rasa terima kasih yang besar pada saat dia menjadikan dirinya begitu pantas dan dicintai di kamp Tjimahi dengan kedermawanannya yang tanpa pamrih dan organisasi pengajaran agama. Setelah itu ia menjadi salah satu penggerak bangkitnya kembali kehidupan beragama dan pendidikan di Magelang.

Riwayat Penugasan

Educatio – Seminari Menengah Yogyakarta 1926-1927
Pastoran Bogor Bogor 1927-1928
Paroki Purbayan Surakarta 1928-1936
Formatio Girisonta 1936-1938
Paroki Kotabaru Yogyakarta 1938-1940
Paroki Purbayan Surakarta 1940-1942
Internir – Kamp Surakarta 1942-1943
Internir – Kamp Benteng Yogyakarta 1943-1944
Internir – Kamp Cimahi Cimahi 1944-1945
Pastoral Jakarta 1945-1946
Pastoral RS Elisabeth Semarang 1946-1947
Paroki Karangpanas Semarang 1947-1949
Paroki St. Ignatius Magelang 1949-1953

Hingga ia harus dibawake rumah sakit di Yogyakarta. Namun, ahli bedah menentukan bahwa kanker telah menyebar begitu jauh sehingga tidak ada yang bisa diperbaiki. Dia kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Semarang, di mana dia meninggal pada tanggal 14 Agustus 1953, dalam usia 66 tahun, dimana dia tinggal 47 tahun di Serikat Yesus. Dengan penuh minat dia dimakamkan di ruang bawah tanah di Muntilan.