Museum opens only by Appointment.

62 024 831 5004

Pater Romualdus Maryono dilahirkan di Wonosobo, 7 Februari 1959, dari pasangan suami-istri Bapak F.X. Supardi Pawira Suwita dan Mutilina Mujinem Pawirasuwita. Ia dibaptis di Gereja St. Paulus, Wonosobo lima belas hari setelah dilahirkan (22 Februari 1959) dan menerima sakramen Krisma di Gereja St. Yusup, Paroki Mertoyudan, Magelang pada 4 Oktober 1985. Maryono kecil mengenyam pendidikan dasar di SD Pius Wonosobo (1966-1971) dan setamat SD, ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Bhaktimulia, Wonosobo (1971-1974) dan pendidikan menengah atas di SPG Pangudi Luhur (1974-1977). Tahun 1978-1981 ia bekerja sebagai guru SD di Wonosobo dan selama empat tahun (1981-1985) ia bekerja di bidang kesekretariatan di Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Wonosobo. Merasa tertarik menjadi imam, ia mendaftar di program Kursus Persiapan Atas (KPA) Seminari Menengah St. Petrus Kanisius, Mertoyudan (1985-1986).

Romualdus Maryono muda masuk Novisiat Serikat Jesus St. Stanislaus Kostka Girisonta pada 7 Juli 1986 dan mengucapkan kaul pertamanya pada 6 Juli 1988. Kemudian Frater Maryono menempuh studi filsafat di STF Driyarkara selama empat tahun (1988-1992). Tahap orientasi kerasulan (TOK) dijalaninya Yayasan Kanisius Cabang Surakarta sebagai Asisten Direktur (1992-1994). Formasi teologi ia jalani di Fakultas Teologi Wedabhakti – Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta selama tiga tahun (1994-1997). Tahbisan tonsura, tahbisan rendah, dan tahbisan sub-diakon ia terima di Kolese St Ignatius, Yogyakarta. Tahbisan diakon diterimanya pada 16 Juni 1997 di Seminari Bunda Maria Fatima, Dili dari tangan Mgr. Dom Basilio, Pr. Tahbisan imam ia terima pada 30 Juli 1997 di Gereja St. Antonius Padua, Yogyakarta dari tangan Mgr. Julius Darmaatmadja, Uskup Agung Semarang. Setelah menjadi imam, Romo Maryono berkarya sebagai Minister di Seminari Bunda Maria Fatima, Dili (1997-2000). Selain menjadi Minister, Romo Maryono juga bertugas sebagai Bendahara Yayasan Puslawita, Dili hingga tahun 2003. Tahun 2000, Romo Maryono berpindah tugas di Kolese St. Ignatius, Yogyakarta sebagai Minister hingga tahun 2004. Di sela penugasannya sebagai Minister, Romo Maryono diberi tugas untuk mengikuti program formasi akhir Tersiat di Kolese Stanislaus, Girisonta (1 Januari 2001 – 31 Juli 2001). Tiga tahun setelah mengikuti tersiat, di hadapan Pater Provinsial Agustinus Priyono Marwan, S.J., Romo Maryono mengucapkan kaul akhir sebagai spiritual coadjutor tepatnya pada 7 September 2004 di Gereja St. Yusup, Gedangan. 

Riwayat Tugas P Romualdus Maryono, S.J. setelah Kaul Akhir

Pastor Rekan Gereja Hati St. Perawan Maria Tak Bernoda, TangerangTangerang2004-2005
Pastor Kepala Gereja St. Perawan Maria Ratu, Blok QJakarta2005-2011
Pendamping Imam Muda Serikat Jesus Provinsi Indonesia 2008-2011
Pastor Kepala Gereja St. Theresia, BongsariSemarang2011-2016
Anggota Komisi Pelayanan Gereja Serikat Jesus Provinsi IndonesiaSemarang2014-2018
Pastor Kepala Gereja St. Yusup, GedanganSemarang2016-wafatnya
Acting Superior Komunitas St. YusupSemarang2016-wafatnya

Romo Maryono masuk R.S. Elisabeth, Semarang pada Selasa, 10 November 2020 dengan keluhan demam dan sesak napas. Sejak Kamis dini hari sampai saat meninggalnya, keadaannya memburuk dengan sangat cepat. Beliau akhirnya meninggal akibat virus Covid-19 yang menyerang dirinya.

Mengikuti Protokol Covid-19 yang telah ditetapkan Provindo dan juga Pemerintah, jenazah Romo Maryono langsung dimakamkan di Kompleks Pemakaman Taman Maria Ratu Damai, Girisonta pada Kamis, 12 November 2020. Ibadat sederhana dipimpin Romo Markus Yumartana sebagai Superior Komunitas Kolese St. Stanislaus Kostka bersama 10 orang dengan mengikuti protokol Covid-19 secara ketat. Menjelang akhir hidupnya, para perawat menyaksikan bagaimana Romo Maryono mempersiapkah dirinya di hadapan Tuhan dengan berdoa. Meski harus susah payah karena sesak napas dan tidak jelas terdengar, Romo Maryono mampu berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan.